Posted by : Admin Monday, April 27


Sastrawan dan Hasil Karyanya
Chairil Anwar


 
Chairil Anwar

A.    Biodata  dan hasil karya Chairil Anwar

1.      Profil
Nama                            : Chairil Anwar
Lahir                              : 26 Juli 1922 Medan, Sumatera Utara, Hindia Belanda
Meninggal                       : 28 April 1949 Jakarta, Indonesia
Pekerjaan                       : Penyair
Kewarganegaraan           : Indonesia
Suku bangsa                 : Minangkabau
Periode menulis             : 1942-1949
Angkatan                       : Angkatan ‘45
Karya terkenal                : Aku

2.      Hasil Karya
-          Deru Campur Debu (1949)
-          Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
-          Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asru Sani dan Rivai Apin)
-          “Aku Ini Binatang Jalang : koleksi sajak 1942-1949”, disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup      oleh Supardi Djoko Damono (1986)
-          Derai-Derai Cemara (1998)
         
B.     Puisi

Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Unsur-unsur puisi :
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.

Struktur fisik puisi :
-          Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
-          Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
-          Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
-          Kata Konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
-          Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konutasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anatora, pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
-          Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup :
1.      Otomatope (tiruan terhadap bunyi)
2.      Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya).
3.      Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Struktur batin puisi :
-          Tema/makna : media puisi adalah bahasa.
Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makana keseluruhan.
-          Rasa/feeling, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
-          Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, dll.
-          Amanat/tujuan/maksud (intention), yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

Jenis-jenis puisi :
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu antara lain :
-          Jumlah kata dalam 1 baris
-          Jumlah baris dalam 1 bait
-          Persajakan (rima)
-          Banyak suku kata tiap baris
-          Irama
Ciri-ciri puisi lama :
-          Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
-          Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
-          Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Jenis-jenis puisi lama :
-          Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
-          Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
-          Karmina adalah pantun kilat, seperti pantun tetapi pendek.
-          Seloka adalah pantun berkait.
-          Gurindam adalah pantun yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
-          Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
-          Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, atau 10 baris.

Puisi Baru
Puisi baru bentuknya
lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri puisi baru :
-          Bentuknya rapi, simetris
-          Mempunyai persajakan akhir (yang teratur)
-          Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain
-          Sebagian besar puisi empat seuntai
-          Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintasis)
-          Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar 4-5 suku kata)
Jenis-jenis puisi baru menurut isinya dibedakan atas :
-          Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
-          Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
-          Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
-          Epigram adalah puisi yang berisi tuntutan/ajaran hidup.
-          Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
-          Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.


Aku
Karya Chairil Anwar, Sastrawan Angkatan 1945


Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Makna:
Karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari Angkatan ’45. Aku memiliki tema pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin “hidup seribu tahun lagi”, namun ia menyadari keterbatasan usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia tidak ingin seorangpun untuk meratapinya.





Selamat Jalan Chairil Anwar

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © RAKYAT JELATA - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -