- Back to Home »
- TUGAS BAHASA INDONESIA "CERPEN"
Posted by : Admin
Thursday, March 12
THE BOY WHO BLEEDING (Ep. 1)
Namanya Rival. Dia tidak bersekolah sejak tahun lalu. Dia mantan siswa SMP 100 Fajar, Magelang yang di dropout. Dia tidak meneruskan sekolahnya karena tidak ada satu sekolahpun
yang mau menerimanya, padahal keluarganya tidak terlalu miskin juga. Penyebabnya
hanya satu, kenakalannya itu tiada duanya. Semua warga di tempat tinggalnya
yaitu Desa Banyuurip mengenal Rival sebagai anak putus sekolah yang nakalnya
kelewatan. Kenakalannyapun sudah terkenal di kalangan desa-desa disekitarnya. Orang
tuanya pergi pagi pulang malam dan hampir tidak mengetahui tingkah anaknya itu.
Kemanapun
melangkah hampir pasti Ia membuat masalah. 99% orang yang melihatnya mengelus
dada dan ingin menamparnya. Selalu ada saja ulahnya yang bikin enek. Dan,
kejadian bakda dhuhur itu mungkin menjadi klimaksnya. Seluruh warga Banyuurip
geger dengan penemuan di dinding di suatu rumah yang tak terpakai. Ada yang
membuat semacam graffiti yang untungnya tulisannya masih bisa dibaca.
Kepala desa
harus mati.
Begitu pekat
warna merah yang digunakan untuk membuat graffiti itu. Khawatir TKP tersebut
akan dirusak warga, Kepala Desa yang notabene namanya ditulis di tempat
kejadian terpaksa menelepon polisi. Polisi langsung mendatangi TKP
dan memasang pita garis polisi. Setelah itu para polisi berbaju biru tua dengan
tulisan LABFOR di punggungnya mengambil sampel-sampel di dekat rumah. Dari situ
ditemukan bangkai ayam yang telah kaku. Darahnya tampak sudah mengering. LABFOR juga menemukan sebuah pisau yang bernoda darah ayam.
“Siapa
yang pertama menemukan ini?” Tanya pak polisi.
“Itu,
pak. Pak Maman namanya,” kata Pak Kades sambil memanggil Pak Maman yang tengah
duduk di dekat pintu rumah tersebut.
“I,
Iya. Ada apa ya, pak? Waktu itu saya mau ke kebun.”
“Jam
berapa anda berangkat dari rumah waktu itu?”
“Kok,
bapak kok curiga sama saya?”
“Bukan
begitu, pak. Ini termasuk prosedur penyelidikan. Dimohon bapak duduk kembali.”
“Nggak
perlu begitu warga desa sini sudah langsung tahu kalau pelakunya bocah itu!”
“Bocah
itu?”
“Rivaldi
anak Pak Bambang. Rumahnya yang ada di pinggir kantor kades itu, pak!”
“Dimohon
bapak duduk dengan tenang.” Pak Polisi membuat pak maman langsung duduk manis
di kursinya kembali. “Jadi saya tanyakan sekali lagi, jam berapa anda berangkat
dari rumah waktu itu?”
“Jam 7
pagi.”
Dan
begitulah, Pak Polisi itu menanyai Pak Maman, Pak Kades dan beberapa warga desa
lain utnuk bersaksi. Kira-kira dua jam kemudian sesi investigasi selesai dan
para polis bermaksud meninggalkan tempat tersebut.
Daftar saja ke SMA 1000 Taubatan Nasuha ben cepet SADAR. O, ya Mas lain lain (Getuk, Sastrawan dan hasil Karyanya, LPS) mana. DITUNGGU YA?
ReplyDeletegetuknya sudah pak {Mimin DEWA} :*
ReplyDeleteadditional reading sex chair,dildo,horse dildo,dildo,horse dildo,dildos,dog dildo,realistic dildo,real dolls go to these guys
ReplyDelete